Jumat, 14 Januari 2011

Puisi semangat

Aku Tidak Memilih Menjadi INSAN BIASA !!!.

Aku tidak memilih menjadi insan biasa
Memang hakku untuk menjadi luar biasa
Aku mencari kesempatan, bukan perlindungan.
Aku tidak ingin menjadi warga yang terkungkung
Rendah diri dan terpedaya karena dilindungi pihak berkuasa
Aku siap menghadapi resiko terencana
Berangan-angan dan membina
Untuk gagal dan sukses

Aku Menolak Menukar insentif Dengan Derma

Aku memilih tantangan hidup daripada derma
Aku memilih tantangan hidup daripada kehidupan yang terjamin,
Kenikmatan mencapai sesuatu, bukan utopia yang basi.
Aku tidak akan menjual kebebasanku,
Tidak juga kemuliaanku untuk mendapatkan derma

Aku Tidak Akan Merendahkan Diri !!!.

Pada sembarang atasan dan ancaman.
Sudah menjadi warisanku untuk berdiri tegak, megah dan berani
Untuk berpikir dan bertindak untuk diri sendiri
Untuk meraih segala keuntungan hasil kerja sendiri
Dan untuk menghadapi dunia dengan berani dan berkata:
“Ini telah kulakukan!”
segalanya ini memberikan makna seorang insan
Den Alfange
(Perancis)

Siapakah Rasulullah Muhammad SAW itu?


oleh SUBHAN
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam adalah manusia biasa, bukan malaikat dan bukan pula anak Tuhan atau lain-lainnya. Beliau secara manusiawi sama dengan kita seluruh umat manusia.
Terbukti beliau terlahir dari jenis manusia, ayahanda beliau serta ibunya adalah Abdullah bin Abdul Muthallib, serta ibundanya bernama Aminah, keduanya dari suku Quraisy di Makkah Mukarramah keturunan Nabiyullah Ismail bin Nabi Ibrahim ‘alaihimas salam. Sebagai rahmat dan jawaban atas permohonan Abul Anbiya’ Ibrahim alaihis salam yang tercantum dalam firman Allah:
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesunggu-hnya Engkaulah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Al-Baqarah: 129).
Allah menegaskan agar beliau menyatakan tentang diri beliau, dengan firmanNya dalam surat Al-Kahfi ayat 110 dan ayat-ayat yang lain:
“Katakan, sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku”(Al-Kahfi : 110)
“Katakan: “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa per-bendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengetahui kecuali yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?” Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)? (Al-An’aam: 50).
Rasulullah juga berwasiat agar beliau tidak dihormati secara berlebihan, seperti orang-orang Nashara menghormati Nabi Isa ‘Alaihis Salam, beliau melarang ummatnya menjadikan kuburan beliau sebagai tempat sujud, melarang menggelari beliau dengan gelaran yang berlebihan atau memberikan penghormatan dengan berdiri ketika beliau hadir.
Dari sahabat Amr Radhiallaahu anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:
“Janganlah kamu memuji aku (berlebihan) sebagaimana orang Nasrani memuji Isa Ibnu Maryam. Sesungguhnya saya hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: Hamba Allah dan RasulNya”. (HR. Al-Bukhari)
Abu Hurairah Radhiallaahu anhu meriwayatkan, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:
“Janganlah engkau jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan (sepi dari ibadah) dan jangan engkau jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan” (HR. Abu Dawud).
Dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:
“Jangan engkau jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan janganlah engkau jadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan dan dimanapun kamu berada (ucapkanlah do’a shalawat kepadaku) karena sesungguhnya do’a shalawatmu sampai kepadaku”. (Diriwayat-kan Imam Ahmad).
Cara dan konsekwensi beriman kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam: adalah sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka, segala yang baik dan mengharamkan mereka dari segala yang buruk dan membuang bagi mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”). (Al-A’raf: 157).
Sudah Sepantasnyalah kita mempertebal Iman dan Taqwa kita kepada Allah juga memperdalam Iman kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam sekaligus melaksanakan konsekuensinya.
Yaitu kita bersungguh-sungguh agar melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam dan apa yang dibawa oleh beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:
“Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Az-Zumar : 33).
2. Ikhlas mentaati Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam dengan melaksanakan seluruh perintah dan menjauhi seluruh larangan beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam . Sebagaimana janji Allah :
“Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang” (An-Nuur: 54).
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”. (An-Nisaa’: 65).
3. Mencintai beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam, keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallambersabda:
“Tidaklah beriman seseorang (secara sempurna)sehingga aku lebih dia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
4. Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam serta berda’wah demi membebaskan ummat manusia dari kegelapan kepada cahaya, dari ke zhaliman menuju keadilan, dari kebatilan kepada kebenaran, serta dari kemaksiatan menuju ketaatan.Sebagaimana firman di atas:
“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Al-A’raaf: 157).
5. Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam dalam setiap amal dan tingkah laku, itulah petunjuk Allah:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah”. (Al-Ahzab:21).
6. Memuliakan dengan banyak membaca shalawat salam kepada beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam terutama setelah disebut nama beliau
“Merugilah seseorang jika disebut namaku padanya ia tidak membaca shalawat padaku.” (HR. At-Tirmidzi)
7. Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah:
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi ajaran Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih”. (An-Nur: 63).
8. Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan menjaga persatuan umat Islam dan menghindari perpecahan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-shahihah. Itulah tegaknya agama:
“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkanNya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah karenanya”. (Asy-Syura: 13)
Oleh: Waznin Ibnu Mahfudl

Artikel Terkait:

 Pasaman Profil


5 Tips Cara Mengatasi Masalah Hidup


Masalah Hidup
Bagi yang sedang mengikuti kontes Stop Dreaming Start Action tentunya akan mengalami banyak tantangan dan begitu juga Dalam hidup, masalah pastilah selalu ada. Namun tak ada persoalan yang tak mungkin diatasi. Dan kita sebagai manusia memegang peran kunci dalam mengatasi suatu masalah.
Seperti yang dinantikan Mas Alhijr Adwitiya di sini. Semoga posting berisi tips-tips sederhana ini dapat menjadi renungan berharga bagi kita bersama. Untuk kemudian kita ACTION-kan dalam kehidupan sehari-hari kita.Silakan simak lima tips mengatasi masalah hidup dengan mengoptimalkan kekuatan dari dalam diri kita sebagai sumber solusinya.
  • The Power of Kepepet. Terkait khususnya dengan sikap suka menunda pekerjaan, salah satu cara mengatasinya dengan menggunakan the power of kepepet. Katakan pada diri kita kalau kita punya waktu tak lama. Mungkin lima menit atau 10 menit untuk menyelesaikan pekerjaan yang harus kita lakukan. Bahkan mungkin dengan pernyataan yang lebih ekstrem, katakan kalau mungkin ini aktivitas terakhir yang bisa kita lakukan di dunia ini. Saya yakin kita akan melakukannya dengan penuh kesungguhan dan tak ada lagi penundaan. Waktu yang singkat akan menekan kita bekerja cepat. Dalam situasi kepepet kita kerap bisa bertindak luar biasa.
  • Cintai Apa yang Anda Lakukan. Apapun profesi atau pekerjaan anda, dan apapun yang anda lakukan, lakukanlah itu dengan penuh kecintaan. Bila kita mencintai apa yang kita lakukan, tak ada kata malas, tak ada kata payah, tak ada kata putus asa. Lakukan yang anda suka dan kebahagiaan akan mengikuti anda. Bisa dalam bentuk uang atau hal lain yang jauh lebih membahagiakan yang tak dapat ditukar hanya sekedar oleh harta.
  • STOP Berpikir Negatif. Positif dan negatif merupakan kedua hal yang selalu akan berdampingan sampai kapanpun. Namun bila kita selalu hanya terjebak dalam kubangan pikiran negatif tak akan pernah ada waktu untuk melihat sebuah persoalan dengan jernih. Misalkan saja kita berkata “ah ini kan sulit”, “mana mungkin saya bisa,” dan segala macam pernyataan sejenis yang hanya melihat aspek negatif suatu hal.
    Segera alihkan perhatian anda pada hal yang positif. Pada peluang baik dan kesempatan positif dari setiap hal atau peristiwa yang terjadi. Bisa sebagai sebuah kesempatan untuk belajar, untuk menjadi insan yang lebih baik, untuk mendapatkan penghasilan tambahan, untuk membangun jaringan yang lebih luas, untuk meraih cita-cita anda, atau apapun itu.
    Kalau kita melihat sisi positifnya, dan bukan pada sisi negatifnya, ketakutan yang selama ini menjalar pada diri anda akan berkurang. Dan anda akan merasa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih optimis, dan penuh semangat.
  • Buat Komitmen. Kadang saya dengar pengkomentar yang misal mengatakan sedang kehilangan motivasi atau kurang bersemangat menjalani hidup. Kuncinya, berkomitmenlah secara jujur pada diri kita sendiri. Buat komitmen untuk menjalani hidup yang lebih baik dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, dari hari ke hari, dan dari satu aktivitas ke aktivitas berikutnya.
    Kemudian katakan komitmen itu pada orang-orang di sekitar anda. Ceritakan perkembangan atau kegiatan yang telah anda lakukan terkait komitmen anda sekecil apapun itu pada orang yang sudah anda beritahu tadi.
    Kita harus bertanggung jawab pada komitmen yang sudah dibuat. Jangan buat malu diri kita sendiri. Jadikan komitmen yang telah kita katakan sebagai penjaga semangat kita.
  • Mulai ACTION saja. Ya, selanjutnya ACTION saja. Saat mulai ACTION, berarti anda mulai bergerak. Tidak lagi berada di tempat yang sama. Anda sudah melakukan sebuah kemajuan. Sekecil apapun itu! Daripada hanya mengkhawatirkan hal yang tidak jelas atau berangan-angan tanpa pangkal ujung, mulai ACTION saja. Segalanya akan lebih mudah saat anda mulai ACTION.
Semoga bermanfaat bagi kita semua. Sambut Senin lusa penuh energi.
Tetap semangat untuk ikut kontes stop dreaming start action dan terus ACTION!

Iman dan Pengorbanan.
H.A.Shafwan Nawawi


            Fakta sejarah yang dilakoni oleh Rasululullah dan sahabatnya yang kemudian tercatat sebagai generasi al-Sabiqun al-Awwalun, tidak ada yang luput dari beragam tantangan, ancaman dan pengorbanan. Pengorbanan yang diberikan itu,  menuntut ketahanan mentalitas, sebagaimana juga meminta kekuatan fisik dan ketersediaan material. Namun hasilnya ialah kemenangan panjang yang gemilang dan sekaligus pewarisan peradaban yang luas dan fenonemenal.
          Yang menarik dan penting dicatat ialah bahwa semangat berkorban tersebut  justru ada pada setiap individu generasi pertama tersebut, baik di dalam diri laki-laki dan perempuan, pada yang tua dan yang muda, di kalangan di kaya dan si miskin , serta mereka yang memegang posisi jabatan atau hanya sebagai pengikut biasa.
          Tidak ada hegemoni masyarakat Islam yang begitu kuat sepanjang sejarah, kecuali masyarakat generasi awal umat Islam tersebut. Hal ini telah diabadikan Allah swt dalam surah al-Taubah ayat 100 (terjemahannya)
Generasi awal (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
          Apa yang istimewa pada mereka, secara lahir arkeologis tidak ada yang menonjol bisa dilihat, karena keistimewaan mereka itu bukan dalam bentuk fisik-material, tapi berbentuk kekuatan ruhiyah, yang sebenarnya bisa ditumbuh kembangan pada setiap genarasi muslim, yaitu kekuatan iman kepada Allah. Keimanan yang integral antara konsep Quran dan makna iman yang dijelaskan dan implementasikan oleh Rasulullah.
          Iman dalam konsep al-Quran  memberikan konotasi    yakin, taat,  cinta dan takut, harap, dan masih banyak lagi yang lainnya. Makna-makna tersebut dapat dilihat pada Qs: 2:3, Qs, 8:2-5, 4:65 ,33:36 dan banyak lagi yang lainnya. Namun yang pasti ialah bahwa iman itu tidak bisa dipisahkan dengan ujian dan pengorbanan. Ujian dan pengorbanan merupakan indikator ada dan lurusnya iman setiap orang.  Allah berfirman dalam Surah al-Ankabut ayat 2
 Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta?
 Artinya ujian dalam iman merupakan suatu sunnatullah. Asal ada iman otomatis ada ujian akan datang dan ujian itu selalu meminta pengorbanan mulai dari pengorbanan perasaan, harta bahkan pengorbanan nyawa.
          Nabi Ibrahim disebut dalam al-Quran sebagai bagian dari sosok orang-orang beriman dan segala macam bentuk ujian iman dilaluinya dengan sukses. Pertama, ia pernah diuji sabar tidak punya anak dan menunggu puluhan tahun, tanpa solusi, sampai ia diizinkan kawin lagi dan baru dapat anak ismail. Ia lulus ujian . Kedua , saat anaknya yang baru lahir sebagai bayi yang mungil,   dia diuji dan harus berkorban perasaan lagi, yaitu harus pergi meninggalkan anak dan istrinya  di tengah lengang dan lekangnya padang pasir. Ibrahim lulus juga. Ujian dan pengorbanannya yang kontiniu dan menahun itu ternyata masih belum cukup, Allah memerintahkan Ibrahim supaya ia menyembelih anaknya Ismail yang baru baligh. Agaknya tidak ada pengorbanan yang lebih berat, dari Ibrahim, karena anak yang ditunggu puluhan tahun, dan berpisah sejak bayi, belasan tahun, harus pula disembelih dengan tangan sendiri. Ternyata luar biasa, Ibrahim lulus lagi.
          Begitulah yang dialami oleh semua Nabi dan Rasul . Tidak ada yang tidak mengalami ujian, baik harta mau diri sendiri. Dan begitu juga yang dialami para sahabat dan pemimpin, ulama dan pahlawan, baik ujian itu bersifat  jama’i atau sendiri-sendiri. Yang laki yang perempuan, semuanya menerima ujian dan harus berkorban. Seakan sorga itu tidak akan dimiliki , kecuali oleh yang telah lulus ujian dan telah berkorban. Namun ternyata memang begitu: Allah berfirman:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
          Pengorbanan Nabi Ibrahim diwariskan sebagai bagian syari’at Islam dalam bentuk penyerahan seekor ternak kambing, yang sebenarnya, harganya terjangkau untuk semua orang. Namun Islam tidak menjadikan ini sebagai ibadah wajib, karena fungsinya hanyalah  agar umat manusia bertaqarrub pada Allah, dan bahwa dulu pernah ada manusia yang berkorban, demi imannya pada Allah, dan kambing atau biri-biri, hanyalah simbol bagi kelulusannya dalam ujian iman.
          Dengan iman, tidak ada ujian yang tidak bisa dilalui. Dengan iman manusia rela berkorban dan dengan iman pula manusia bisa bertahan dalam kebaikan dan kebenaran, hingga ia bisa selamat dunia dan akherat.
           Di saat  dunia semakin maju, lalu lintas keyakinan dan budaya begitu pesat, sementara pintu maksiat terbuka luas , individualitas semakin nyata, maka adalah suatu yang paling harga dan sangat dibutuhkan saat ini ialah iman dan pengorbanan yang tulus, baik untuk individu maupun untuk suatu komunitas umat. Dengan iman semuanya dimulai , dengannya hidup dijalani dan bersamanya kemenangan diraih.
Wallahu A’lam.
           

Kamis, 13 Januari 2011

New Life Style



Dalam hidup ini secara sadar maupun tidak kita telah melakukan banyak hal. Mulai dari hal yang kita anggap sepele seperti makan, minum, dan tidur. Sampai pada hal penting seperti sekolah dan bekerja. Bahkan melakukan hal-hal yang baru.





New Life Style

Dalam hidup ini secara sadar maupun tidak kita telah melakukan banyak hal. Mulai dari hal yang kita anggap sepele seperti makan, minum, dan tidur. Sampai pada hal penting seperti sekolah dan bekerja. Bahkan melakukan hal-hal yang baru.